PekanbaruNews, Nasional - Suhardi
selama ini dikenal sebagai sosok yang bersih, belum ada catatan miring yang
mengemuka ke publik. Mantan Kabareskrim yang kini dipindahtugaskan sebagai
Sestama di Lemhanas itu juga dikenal sangat terbuka dan menjalin kerja sama
erat dengan KPK.
Suhardi
Alius yang juga berpangkat Komjen dan memenuhi syarat untuk masuk sebagai
kandadidat Kapolri, tidak diundang. Kompolnas menyatakan, Suhardi tidak
diwawancara lantaran perwira angkatan 1985 Akpol itu masih terlalu muda.
Komisioner
Kompolnas Adrianus Meliala menjelaskan, rata-rata jabatan Kapolri diisi oleh
perwira tinggi yang memiliki masa tugas tinggal 2-2,5 tahun di Polri. Sementara
Suhardi masih aktif hingga 2020. Oleh karena itu, Kompolnas enggan menempati
Suhardi yang merupakan angkatan Akpol tahun 1985 itu, karena dikhawatirkan
menjadi jenderal non job untuk waktu yang terlalu lama.
Alasan
Kompolnas ini dinilai tak bisa diterima akal sehat. Kompolnas seolah-olah tengah
menerapkan standar ganda.
"Sungguh tak masuk akal. Kompolnas ini
ambigu. Di satu sisi Budi Waseso, semua syarat katanya terpenuhi. Bintang tiga.
Mantan Kapolda tipe A atau B. Tapi giliran SA, yang juga memenuhi syarat
seperti Waseso, diparkir," ujar Hifdzil Alim.
"Ini menggelikan. Kompolnas
semestinya tak boleh bermain politik. Kompolnas itu seharusnya jadi mitra
presiden, bukan malah menjerumuskan Presiden,"
sambung Hifdzil.
Namun
ada empat perwira tinggi berpangkat Komjen yang kemarin diwawancara oleh
Kompolnas. Empat perwira itu adalah Badrodin Haiti, Putut Eko Bayuseno, Dwi
Priyatno dan Budi Waseso.
0 komentar:
Posting Komentar